Kamis, 22 Januari 2009

Survey Indo Barometer:Pengetahuan Pemilih Masih Sangat Rendah




TEMPO Interaktif, Jakarta: Survei Indo Barometer menemukan pengetahuan pemilih tentang pemilihan umum masih sangat rendah. Hal itu dinilai karena sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum masih kurang. "Masih banyak masyarakat yang belum tahu informasi pemilu," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Mohammad Qodari dalam Jumpa Pers "Pengetahuan dan Harapan Masyarakat terhadap Pemilu 2009" di Hotel Atlet Century Park, Minggu (11/01).



Dalam survei itu, hanya sekitar 51,8 persen responden yang mengetahui dengan benar kapan pemilihan legsilatif diselenggarakan. Dalam cara memberikan suara, 61,3 persen responden masih memilih dengan mencoblos, hanya 24,6 persen responden memilih mencentang, 11,1 persen responden menyatakan sama saja dan 2,8 persen menyatakan tidak tahu.

Pemberian tanda pada dua kolom partai dan nama calon pun, kata Qodari, masih dinilai sah oleh pemilih. 60,8 persen responden menyatakan sah memberi tanda dua kali. "Mungkin masih terbawa budaya pada pemilihan sebelumnya," katanya.

Apalagi, kata Qodari, dirinya pernah ditanya oleh calon legislatif dari partai penguasa tentang cara memilih. "Caleg saja tidak tahu," katanya.

Indo Barometer merekomendasikan komisi pemilihan melakukan langkah sosialisasi yang lebih intensif. "Mengingat waktu yang semakin dekat. Padahal pemahaman dalam informasi pemilihan penting dalam menunjang keberhasilan pemilu," tegasnya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Abdul Hafiz Anshary, mengatakan komisi telah melakukan upaya maksimal dalam sosialisasi pemilu. Misalnya, iklan di media. "Kami sudah beriklan beberapa kali, tapi bukan di prime time," katanya. Mengingat, lanjut dia, biaya iklan di prime time sangat mahal. "sedangkan anggaran sosialisasi sangat terbatas."

Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform, Hadar Navis Gumay, mengatakan sosialisasi perlu lebih digencarkan. Meski ada beberapa perubahan, misalnya dalam pemberian suara. "Tidak akan menghambat, tetapi justru akan menguatkan," katanya.

Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden 1.200 orang dengan margin of error 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih dengan metode multistage random sampling. Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka yang dilakukan pada 16 Desember hingga 26 Desember 2008.


Source: http://kippindonesia.org/index.php?option=com_content&task=view&id=50&Itemid=9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar